Natoni

22.06
Sumber foto : Pos Kupang- Tribunnews.com


Setiap daerah tentunya memiliki  tradisi, budaya dan adat istiadat yang berbeda-beda. Ini adalah salah satu tradisi  bernama “Natoni” yang berasal dari daerah Timor.
Natoni adalah kata kerja yang berasal kata dari “Tonis” (bahasa Dawan/Timor) yang berarti “Bahasa resmi dalam upacara adat” atau disebut juga “sastra adat”. Natoni disebut sastra adat karena berupa pantun yang di ucapkan sedangkan sendiri Natoni berarti menyampaikan bahasa resmi dalam upacara adat.
Natoni adalah sebuah alat komunikasi resmi yang bertujuan untuk menyampaikan maksud tertentu dalam upacara adat orang Timor seperti pada peminangan, perkawinan adat, pemakaman, penerimaan tamu, pelepasan tamu, pertemuan keluarga, menghadap raja (usif) dan yang sakral yakni onen (doa), tutur sejarah, dan tutur silsilah.
Natoni yang dilakukan dalam penyambutan dan pelepasan tamu dilakukan oleh sekelompok orang yang terdiri dari seorang penutur natoni (Atonis) dan beberapa orang yang menjawab atau merespon ucapan yang diucapkan penutur natoni (Ahe’en/atutas). Sedangkan dalam upacara adat lainnya natoni dilakukan oleh kedua belah pihak dengan cara saling merespon antara kedua penutur (atonis) tanpa ada atutas (sekelompok orang yang merespon). Dalam tradisi ini pula setelah melakukan natoni sang penutur akan memberikan tiba  atau oko mama (wadah yang terbuat dari bambu/dianyam) yang berisikan uang  kepada orang yang dituju.   
Ada pula mitos dalam natoni yang dipercayai orang Timor yakni jika penyampaian tonis-nya benar maka akan direspon dengan suara cecak tetapi jika penyampaiannya salah maka penutur tersebut akan mengalami musibah. Oleh karena itu menjadi penutur tonis harus benar-benar mengetahui cara menyampaikan dan kata-kata yang pantas untuk di sampaikan serta aturan adat yang harus dilakukan.
Tradisi ini sudah berlaku sejak nenek moyang sehingga para generasi penerus perlu melestarikan dan tetap memegang teguh tradisi tersebut sebagai alat untuk berkomunikasi secara resmi dalam upacara adat atau sejenisnya. Sesuai dengan tinjauan saya, di Kab. TTS  selain sebagai bahasa resmi dalam upacara adat, sekarang ini Natoni juga digunakan untuk menyampaikan pesan pembangunan dan difungsikan juga dalam pelayanan gerejawi.
Tradisi, budaya dan adat istiadat merupakan identitas seseorang. Siapa kita jika tidak mengetahui tradisi, budaya dan adat istiadat kita sendiri? Perkembangan zaman, keingintahuan orang akan budaya daerah kita merupakan hal yang dapat mendatangkan keuntungan bagi kita. Oleh karena itu, marilah kita mengembangkan dan melestarikan tradisi dan budaya daerah kita masing-masing.

Semoga bermanfaat !

Artikel Terkait

First