Sumber foto : Pos Kupang- Tribunnews.com |
Setiap daerah tentunya
memiliki tradisi, budaya dan adat
istiadat yang berbeda-beda. Ini adalah salah satu tradisi bernama “Natoni” yang berasal dari daerah
Timor.
Natoni adalah kata kerja yang
berasal kata dari “Tonis” (bahasa Dawan/Timor) yang berarti “Bahasa resmi dalam
upacara adat” atau disebut juga “sastra adat”. Natoni disebut sastra adat
karena berupa pantun yang di ucapkan sedangkan sendiri Natoni berarti
menyampaikan bahasa resmi dalam upacara adat.
Natoni adalah sebuah alat
komunikasi resmi yang bertujuan untuk menyampaikan maksud tertentu dalam
upacara adat orang Timor seperti pada peminangan, perkawinan adat, pemakaman,
penerimaan tamu, pelepasan tamu, pertemuan keluarga, menghadap raja (usif) dan
yang sakral yakni onen (doa), tutur sejarah, dan tutur silsilah.
Natoni yang dilakukan dalam
penyambutan dan pelepasan tamu dilakukan oleh sekelompok orang yang terdiri
dari seorang penutur natoni (Atonis) dan beberapa orang yang menjawab atau
merespon ucapan yang diucapkan penutur natoni (Ahe’en/atutas). Sedangkan dalam
upacara adat lainnya natoni dilakukan oleh kedua belah pihak dengan cara saling
merespon antara kedua penutur (atonis) tanpa ada atutas (sekelompok orang yang
merespon). Dalam tradisi ini pula setelah melakukan natoni sang penutur akan memberikan
tiba atau oko mama (wadah yang terbuat
dari bambu/dianyam) yang berisikan uang kepada orang yang dituju.
Ada pula mitos dalam
natoni yang dipercayai orang Timor yakni jika penyampaian tonis-nya benar maka
akan direspon dengan suara cecak tetapi jika penyampaiannya salah maka penutur tersebut
akan mengalami musibah. Oleh karena itu menjadi penutur tonis harus benar-benar
mengetahui cara menyampaikan dan kata-kata yang pantas untuk di sampaikan serta
aturan adat yang harus dilakukan.
Tradisi ini sudah berlaku
sejak nenek moyang sehingga para generasi penerus perlu melestarikan dan tetap
memegang teguh tradisi tersebut sebagai alat untuk berkomunikasi secara resmi
dalam upacara adat atau sejenisnya. Sesuai dengan tinjauan saya, di Kab. TTS selain sebagai bahasa resmi dalam upacara
adat, sekarang ini Natoni juga digunakan untuk menyampaikan pesan pembangunan
dan difungsikan juga dalam pelayanan gerejawi.
Tradisi, budaya dan adat
istiadat merupakan identitas seseorang. Siapa kita jika tidak mengetahui
tradisi, budaya dan adat istiadat kita sendiri? Perkembangan zaman,
keingintahuan orang akan budaya daerah kita merupakan hal yang dapat mendatangkan
keuntungan bagi kita. Oleh karena itu, marilah kita mengembangkan dan
melestarikan tradisi dan budaya daerah kita masing-masing.
Semoga bermanfaat !
EmoticonEmoticon